Kamis, 28 Juni 2018

1001 Pertanyaan tentang Tuhan


Jam menunjukan tengah 11 malam, mungkin aku telah berbincang terlalu lama dengan bapak urip hingga sampe lupa waktu. Tanpa basa – basi aku pamit untuk pulang terlebih dahulu. Dalam perjalanan pulang aku selalu memikirkan hal yang aku ingin kulakukan untuk menemukan Tuhanku sendiri. Aku pulang dengan perasaan ingin tahu tentang latihan mencari tuhanku, aku mulai menunggu tengah malam tiba, Karena aku yakin tengah malamlah waktu yang tepat untuk mencari keheningan dimana semua orang terlelap akan tidur disitu doa-doa pun lebih didengar oleh tuhanku. tengah malam pun menunjukan keheningannya aku mulai duduk bersila, memfokuskan fikiranku lalu mengatur nafasku. Memang sulit rasanya mengatur nafas, konsentrasi dan sambil menghitung. Keheningan pun terpecah oleh getaran ekor cicak dijendela yang cukup jauh dari tempat aku duduk tetapi suaranya sangat keras seperti indera pendengaranku dipertajam. Sontak, aku terkejut dan membuka mataku, memang benar ini adalah awal yang baik menurutku. Aku melanjutkan untuk memfokuskan lagi tetapi pikiranku sangat sulit dikendalikan aku pun teringat dengan perkataan beliau agar berhenti melakukan jika pikiran susah dikendalikan, alhasil aku pun tidur dan melanjutakan esok malam. aku berniat datang kerumah pak urip malam minggu nanti untuk mendengarkan ceritanya kembali. Tengah malam pun tiba aku mulai memfokuskan kembali pikiranku, tapi apa yang aku dapat aku berkeringat tetapi itu seperti yang dikatakan bapak urip, aku beristirahat dan melanjutkan tidur. Sabtu pagi aku mulai beraktifitas seperti biasanya pengangguran yang sedang mencari pekerjaan, yaa mencari cari pekerjaan dilapangan usaha seseorang, sore pun tiba aku berniat sebelum aku bertamu aku akan membawa martabak istimewa untuk bapak urip beserta anak dan istrinya. Aku  membeli martabak, banyak orang memilih martabak bpk. Jumeno pertiggaan karang kobar karena telah legendaris yang berada didepan kantor kelurahan  itu. aku pun bergegas sebelum antriannya semakin banyak aku memesan martabak istimewa dengan 3 telor bebek  yang dihargai Rp. 32.000 kala itu. aku pun sampai didepan rumah pak urip dengan membawa kardus berisi martabak istimewa 3 telor bebek. Aku ketok pintu yang berwarna hijau tak berselang lama bapak urip keluar dan membukakan pintu untuku. Sambil tersenyum aku memberikan martabak itu, aku pun dipersilahkan duduk di kursi kayu coklat yang tanpa busa dengan sedikit ukiran orang orangan dibagian senderan kursi tersebut. Bapak urip mulai menceritakan kisah kisahnya kembali, dengan istiranya yang menyajikan martabak tersebut diatas piring dan 2 gelas teh hangat. Bapak masih asik bercerita tentang pekerjaannya tadi pagi tentang seorang seorang kuli bangunan yang mampu menyekolahkan anaknya hingga ITB, betapa hebat bapak tersebut berjuang menyekolahkan anaknya hingga jenjang yang lebih tinggi,lambat laun pak urip pun mulai menceritakan kisah lainnya.



1001 pertanyaan

Dalam hidupku tengah malam pun sangat kunantikan kedatangannya, aku rindu akan berinteraksi dengan tuhan, rasanya banyak sekali pertanyaan yang ingin aku sampaikan padanya. Barangkali ada ada jawaban yang bisa aku mengerti karena bahasanya sangat sulit untuk dimengerti oleh akal manusia. Renungan tiap renungan aku selalu berharap akan mendapatkan jawaban dari sang pencipta. Aku tak yakin kapan aku akan mendapatkan jawaban atau entah berapa lama. Hari demi hari aku selalu menanyakan tentang kehidupan yang dijalankan oleh manuasia sebagai umumnya seperti kenapa manusia harus mendirikan sholat, menunaikan ibadah puasa, dan ibadah haji. Seminggu pun aku telah lalui bahkan bulan aku lewati, pada malam itu tepat bulan puasa hari ke-22. Aku mendengar suara halus yang memerintahku untuk keluar rumah. Aku berjalan keluar rumah “apakah kau ingin melihat kiamat ?” suara lirih itu memberi pertanyaan kepadaku. “iya” jawabku, aku disugguhkan dengan keadaan semu dunia ini, sejenak aku terhentak melihat dedaunan kering terangkat keudara, batu batu kecil pun ikut terangkat, pot bunga mulai mengambang. Semua benda yang tidak terikat dengan bumi disekitarku terangkat. “brarti benar dalam surat al qaari’ah ayat 4 dan 5”gumamku dalam hati aku mulai merinding melihatnya. “ kenapa semua itu bisa terjadi ?” tanyaku pada suara lirih tersebut. “ hilangnya gravitasi pada bumi membuat benda yang tidak terikat dengan bumi akan terbang bahkan gunung gunung pun seperti bulu” jawab suara lirih demikian, sungguh agung sang pencipta bahkan pada hari kiamat pun manusia tidak seperti bayangan film 2011, yang bumi hancur gempa dan demikian rupa. tapi itu sangat bertolak belakang dengan gambaran yang diberikan oleh suara lirih dan lembut itu. aku percaya percaya saja akan gambaran yang diberikan seperti itu karena gambaran telah dituliskan didalam surat al qaari'ah. tetapi untuk waktu aku tak tau kapan akan terjadi. semoga saja itu masih sangat jauh kedepan ketika manusia sudah tidak saling menghormati satu sama lain dalam beragama ataupun kehiduan sosialnya.

Surga dan neraka

Selasa, 19 Juni 2018

Dzat Yang Terus Hidup



“brarti bapak sampai sekarang percaya benar adanya tuhan ?” tanyaku memasang muka serius, “ yaa, sangat percaya bahkan dari kamu lahir hingga kematianmu sudah ditentukan oleh sang  kuasa dan aku percaya itu mas” jawab tegas oleh pak urip.


Semenjak hal itu aku lebih sering duduk didepan rumah kala tengah malam. setiap aku duduk sendiri, diiringi dengan doa-doa serta pertanyaanku kepada sang Pencipta. Tetapi, setiap pertanyaanku tak kunjung terjawab hari demi hari aku selalu berdoa dan bertanya, 2 bulan aku melakukan hal tersebut hingga suatu malam suara itu pun muncul kembali, keheningan pun terpecah akan suara lembut yang persis dengan suaraku sendiri “apakah kau ingin melihat udara ?” suara lembut dan pelan itu katakan, “ mana mungkin manusia dapat melihat udara” jawabku bantah akan pertanyaan itu, “aku akan memberi tau tentang keberadaan udara itu benar-benar ada” suara pelan itu terdengar sayup-sayup. “baiklah” jawabku penasaran, “aku akan membukakan tabir matamu, lalu kau buka lah kedua matamu” suara itu memerintahku. Aku mulai membuka mataku, dengan ajaibnya seluruh ruangan seperti terang semu, aku melihat dengan jelas debu-debu yang kasat mata berterbangan dimana mana memenuhi setiap sudut ruang, tetapi ada satu yang menarik perhatianku yaitu sebuah bentuk yang berupa seperti api biru menyala tetapi itu bergerak kesana kemari seperti air dan juga bervolume. “itu adalah dzat yang maha hidup” penjelasan dari suara lembut itu.

 Aku masih terdiam memperhatikan dzat yang berwarna biru itu, ia bergerak tak beraturan kesana kemari dan mendekatiku tanpa sadar saat aku bernafas ia terhirup masuk kedalam tubuhku, aku sedikit bingung dan takut “apakah aku tanpa dia itu masih bisa hidup ?” tanyaku, “tidak, dzat itulah yang memberi kehidupan kepada setiap manusia”jawab pelan suara itu. Aku masih terus memperhatikan hal yang berwarna biru itu, setelah terhirup kedalam tubuh, dzat berwarna biru itu tidak kembali lagi “ berjalanlah melihat ke langit” perintah suara itu kepadaku. Aku terkagum bahwa dunia ini penuh berterbangan akan dzat Biru itu yang bergerak kesana kemari tak beraturan, brarti benar manusia hidup didunia atas seizin Tuhan, jika dzat itu diperintahkan Tuhan untuk tidak masuk kedalam Tubuh atau raga, maka meninggalnya manusia. 

Bahkan suara itu terus memberi pembelajaran kepadaku waktu itu, suara itu memberikan gambaran tentang manusia yang bisa melihat air tetapi manusia itu sendiri tidak bisa melihat udara yang hanya bisa dirasakan, sedangkan seperti ikan, ia hidup didalam air, ia bisa melihat udara, tetapi ia tidak bisa melihat air itu bagaimana bentuknya, ikan hanya bergerak  berenang mengikuti aliran sungai atau melawan aliran sungai. Itu mungkin pengalaman yang membuatku sampai saat ini tak bisa melupakan malam aku melihat dzat maha hidup yang bergerak tak beraturan yang mengisi setiap raga manusia. Memang benar adanya cerita dibalik kebesaran Tuhan. Pasti ada asal dan usul semua diciptakan oleh sang kuasa.

Sabtu, 16 Juni 2018

Al Kisah


Tengah Malam

                 Malam menunjukan pukul 12 malam. doa-doa masih belum didengar oleh sang pencipta aku mulai gelisah dengan diriku sendiri, entah apa yang akan kulakukan malam ini. Tetapi, aku harus melakukan sesuatu agar tuhan tertarik denganku. Akan aku buktikan bahwa tuhan itu benar-benar ada tapi, bagaimana caranya ?. aku mulai merenung tengah malam itu. Banyak ide-ide yang tidak jelas bermunculan dan akhirnya aku menemukan cara yang paling mudah. Aku berjalan dan membuka pintu depan, kubawa 2 kursi plastik satu untuku dan satu untuk Tuhanku. aku tunggu kedatangan tuhan untuk duduk dan mendengarkan doa-doaku, 5 menit belum kunjung datang aku masih santai, 15 menit tuhan belum menampakan kehadirannya, aku mulai berdoa. 45 menit aku mulai resah hingga 1 jam lamanya tuhanku belum kunjung datang, mungkin dia enggan untuk duduk dikursi Plastik itu. Tetapi malam itu aku tak putus asa karena aku percaya bahwa tuhan itu ada dan jika dia ada pasti ia tidak berwujud tetapi dapat kita rasakan seperti angin yang berhembus pelan bergesekan dengan kulit manusia. Aku merubah caraku, aku mulai berdiri dan menggambar garis lurus horizontal bertujuan agar Tuhanku berdiri digaris tersebut. Aku mulai bicara dalam hati “Jika Engkau benar adanya mohon dengan sangat engkau berdiri digaris ini Tuhan, ketika aku berjalan mundur 7 langkah dan berjalan maju 7 langkah  maka aku akan merasakanMu Tuhan” seruku dalam hati. Langsung aku lakukan 7 langkah mundur dan 7 langkah maju ketika aku menddekati garis horizontal itu aku merasakan sentuhan dari Tuhanku. Ternyata benar aku merasakan Tuhanku  didepanku seperti aku menyentuh jaring dan aku pun terlempar jatuh kurang lebih 10 meter dari garis horizontal tersebut dengan posisi tengkurap, aku pun langsung menangis sejadi-jadinya bahwa keberadaan tuhan itu benar-benar, aku pun yakin 1000% tentang Tuhan waktu itu dengan apa yang aku alami sendiri bukan karena cerita orang lain.


“bapak bilang terlempar jauh ? apa itu tidak sakit ?”tanyaku sambil menikmati secangkir kopi yang telah disajikan oleh istri pak urip. “iya sakit mas, nah waktu itu saya langsung menangis dan memohon maaf sebesar besarnya”jawab pak urip sedikit menyesal terlihat dari cara ia menundukan kepalanya.

Mulai pada malam itu aku merasakan mudah berinteraksi dan diberi petunjuk tentang kehidupan ini, sehari setelah kejadian tersebut aku duduk bersila diruang tamu waktu tengah malam, aku bertanya kepada tuhan “kenapa aku tidak diberi kekayaan dalam bentuk materi. “tidak karena kehidupanmu sudah ditentukan sejak kau dalam kandungan ibumu” suara lembut dan pelan terdengar hingga kedalam hati yang paling dalam. “yang akan kamu capai dalam kehidupanmu, kamu akan hidup bahagia bersama keluargamu, mempunyai rumah dan mobil acco*d bekas” ucap suara lembut yang menyerupai suaraku. Aku sangat yakin bahwa suatu saat itu akan terwujud hingga pada waktunya tiba aku harus tetap bersabar dalam menanti kebenerannya, karena aku yakin Tuhan tidak pernah ingkar janji dan Tuhan membenci orang orang yang ingkar Janji. Pada waktu itu aku setia menanti dan tetap meneguhkan hati ini untuk tetap dijalan TUHAN

Kamis, 14 Juni 2018

Mengapa Begitu ?



            Tak terasa 3 bulan telah berlalu semenjak pertama bertemu dengan pak urip, aku masih teringat jelas setiap perbincangan dengan bapak urip, mungkin hari ini adalah waktu yang tepat untuk berkunjung ketempat pak urip. Setelah adzan maghrib saya memacu sepeda motor yang sedikit kuno dengan lampu remnya mati tapi masih dikatakan aman untuk berkendara, sekitar 10 menit dari rumah sampailah saya dipertigaan yang dimaksud pak urip. Saya langsung saja sign kiri dan memperlambat laju kendaraan dan menghampiri penjual “freid Chicken” begitulah tulisannya, “punten mas, ngertos griyane bapak urip ?”(permisi mas, tau rumahnya pak urip ?) tanyaku ke lelaki paruh baya itu, “oh pak urip, niku mas griyane, sing warna putih” jawabnya “nggih turnuwun mass” jawabku sambil bergegas menaiki motor. Berjarak 2 rumah dari tempat aku bertanya itulah rumah pak urip, rumahnya cukup bagus untuk daerah desa tersebut sekitar luas lahan 15 m2 x 20 m2 cukup luas kan. Keraguanku muncul “apakah dia ada dirumah ?” karena diperjalanan aku tak sempat berfikir apakah dia sibuk atau tidak. Akhirnya aku mendekati rumahnya lalu kuketok pintu “(tok tok tok) assalamualaikum….” Tidak lama ada seseorang yang datang aku yakin itu bukanlah pak urip, mungkin istrinya terlihat rambut panjangnya dengan rambut sedikit ikal dan berpakain santai. “permisi, apa benar ini tempat tinggal bapak urip ?” tanyaku, “ iya benar, dengan siapa ya ?” jawabnya , “ dengan saya ageng, saya mau bertemu pak urip. Pak uripnya ada ?” aku tersenyum sambil menjawabnya pertanyaan ibu tadi, “sebentar saya panggilkan bapak dahulu” sambil memutar badan dan berjalan memasuki rumah. Tak lama pak urip pun membuka pintu dan tersenyum kepada saya, terlintas dipikiranku pasti ia baru saja mandi, terlihat dari rambut cepaknya yang masih sedikit basah. Dia melihatku dengan rasa ragu ragu, aku yakin pasti dia tidak ingat, langsung saja aku mengenalkan diri “pak urip saya ageng, yang waktu itu bertemu diwarung depan sana” tegasku,” oiyaa saya ingat kamu yang makan lele itu kan ?, silahkan duduk dahulu”jawabnya sambil bercanda.

Kehidupan Pun Berlanjut
Kehidupanku mulai berjalan dengan apa yang aku inginkan, aku mendapatkan pekerjaan sebagai arsitektur, pengawas bangunan, dan pekerjaan lain pun aku lakukan. Aku masih mencoba latihan pernafasan seperti yang pernah saya lakukan untuk mencari tuhanku atau setidaknya masuk ke alam ghaib lagi. Mungkin, karena kesibukan kerja lah yang membuat  konsentrasiku sangat sulit. Dan mulailah aku putus asa, lambat laun aku mulai meninggalkan kebiasaanku itu, tak terasa 8 tahun aku tidak melakukan latihan pernafasan hingga akhirnya aku pun tergugah untuk memulai lagi, tapi rasanya sungguh sulit dan sedikit memaksa kala itu, karena aku tak kunjung berhasil dari apa yang  dulu aku lakukan. Pada akhirnya aku mulai sering merenung sendirian didepan rumah pada tengah malam bagaimana aku bisa melakukan hal seperti dulu. Apa yang salah dengan diriku ? apakah aku sudah terlalu banyak dosa untuk bertemu dengan diriMU Tuhan ? aku hanya bisa merenung tanpa mengetahui jawabannya, aku juga bingung ingin bercerita dengan siapa ? hanyalah Tuhan yang mampu mendengar semua keluh kesahku. Tetapi tuhan tak pernah memberiku jawaban dan aku berkeyakinan bahwa suatu saat tuhan akan memberikan jawaban atas semua pertanyaanku.
Al Kisah

Rabu, 06 Juni 2018

Melangkah selanjutnya III

Berbait

 "menipu otak ?" kata aku, " bukan itu sangat jauh, tetapi ini hanya otak atau pikiran kita "jawab pak urip santai



aku pun mulai menggabungkan 3 pelatihan serta konsentrasi yang butuh waktu lama untuk benar benar menguasai metode tersebut , melayang tanpa arah, aku merasa alam ini sangat gelap(dalam artian gelap terdapat cahaya tetapi bukan cahaya matahari atau cahaya bulan) dan entah bagaimana tiba tiba aku berada ditengah tengah sebuah alam yang diatas dan dibawahku bertabur bintang tanpa aku sadari aku melayang, tak selang waktu lama aku mendengar suara " apa yang kamu mau ?" tetapi anehnya suara itu seperti suaraku sendiri dan aku tidak merasakan takut sama sekali hanya terdiam mendengarnya tak ada satu katapun yang terlontar dari mulutku waktu pertanyaan itu terlontar entah dari mana asalnya. aku pun meminta melihat bintang yang paling terang diantara sekian banyak bintang setalah itu aku ingat bahwa tempatku bukan disini "bagaimana aku kembali kealamku ?" aku teringat untuk memegang kakiku agar aku terbangun dan kembali keragaku semula. dan cara itupun berhasil aku kembali dengan keadaan berkeringat sangat deras dan tubuhku terasa sangat dingin baru 5 menit aku berada dialam lain dan didunia ini sudah 4,5 jam berlalu sudah hampir subuh. aku menangis sejadi jadinya kenapa tak bisa menyebutkan apa yang aku mau, itulah pengalaman pertama kali ketika dia alam ghaib.

 perlu diingat dalam alam ghaib seharusnya konsentrasiku harus tetap terjaga dan nafas sudah sumbang (dalam artian mampu menahan nafas dalam waktu yang lama) tapi tidak ada pergerakan dalam dada atau aku sebut mati sejroning urip. dalam otak perlu menjaga konsentrasi tersebut jika belum sepenuhnya tertipu maka roh akan kembali.

mulai sejak itu aku pun berlatih lebih giat untuk mereflekan apa yang aku inginkan. aku pernah sekali dalam berkonsentrasi pikiranku sangat sulit dikendalikan dan entah mengapa aku tetap saja tidak bisa, maka aku lanjutkan keesokan harinya. karena aku yakin bahwa hal tersebut tidak dibenarkan otak ku merasa sangat capai dan akan tertidur lelap. jika dalam konsentrasi kita benar benar memfokuskan dan tetap terjaga maka kita tak akan merasa mengantuk sama sekali. dan aku selalu menanamkan 3 aspek doa ku sampai hati tersuggesti karena pada dasarnya hati tidak mempunyai kenginan materi. aku mencoba lagi dan lagi aku memasuk alam ghaib atau alam rakhimatullah dengan menjaga konsentrasiku walaupun aku berhasil tetapi tetap aku masih belum menyebutkan kenginanku karena entah mengapa aku hanya diam dan pada waktu itu aku sangat kebingungan bagaimana aku pulang kembali keragaku karena tidak ada hal menariku. makanya aku ingat untuk memegang bagian tubuhku entah itu tangan, kaki, ataupun bagian tubuh lainnya yang tidak tertutupi kain maka kala itu rohku kembali keraga yang ditinggalkan tersebut. tanpa sadar aku pergi begitu lama dan di alam sana begitu sebentar memang susah untuk dibayangkan seharusnya juga duduk dalam waktu yang lama bisa menimbulkan efek nyeri pada pinggang atau semutan, tetapi semuanya tak kualami bahkan tidak ada sakitpun yang kurasa.
.
"cerita yang menarik" gumam dalam hatiku. "pak, kalau boleh tahu dimana kah rumah bapak, siapa tahu aku bisa main dan bertukar cerita dirumah bapak" tanyaku sambil menjabat tangannya. "tak jauh dari sini pertigaan balai desa itu belok kiri, rumah ketiga sebelah kanan yang berwarna putih, disitu saya tinggal"jawab pak urip sambil tersenyum. tak akan ku sia siakan kesempatan kali ini untuk mendalami tentang bagaimana tuhan itu dan bagaiamana cara mendekatkan diri.

coba kamu lakukan dengan hati hati dan penuh kesadaran serta tujuan yang baik untuk mencapai TuhanMu. Karena keyakinan aku tentang Tuhan itu benar benar nyata dan bisa dicari dengan akal serta logika manusia

selamat mencoba apa bila dalam perjalanan anda mengalami kendala tanyakan saja dikolom komentar, karena masing masing manusia akan menemukan perjalanan yang berbeda beda serta hambatannya yang akan berbeda pula. hasil yang telah dicapai pak urip setelah beberapa tahun melakukan hal yang disebut Raga Sukma.



Mengapa Begitu ?

Selasa, 05 Juni 2018

Melangkah Selanjutnya II


Bait Perbait

"aku pun mulai mengerti makna dari ketenangan diri. memang banyak manfaatnya saat manusia itu dapat menenangkan diri, maka hati akan selalu bahagia dan tidak mudah marah itulah yang telah diakui oleh istriku. memang berbeda ketika belum mengerti ilmu ketuhanan. rasa hangat yang selalu terasa ketika aku berdoa dan mendekatkan diri kepada sang pencipta"




hari demi hari aku tetap berlatih. ketika aku menemukan kenyamanan dalam bernafas aku memulai untuk memadukan hal saat berkonsentrasi menghitung angka dalam hati 1 sampai 50 atau bilangan ganjil 1,3,5, dan seterusnya ataupun bilangan lainnya yang bertujuan untuk untuk menipu otak. tetapi melakukan hal demikian tidaklah mudah karena pemikiran manusia selalu kemana mana seperti kuda binal pasti pikiran manusia pada seorang wanita, tempat kerja, tempat hiburan, dan sebagainya maka manusia perlu memfokuskan konsentrasinya dan menata otaknya agar lebih tenang dalam berfikir. setelah tak terbata batadalam menghitung 1 sampai 50 aku pun memulai menghitung mundur dari 50 hingga 1 atau hitungan lainnya  hingga tak ada satupun yang terlewatkan. aku selalu melakukan metode tersebut terus menerus disetiap tengah malamku karena aku memulai merasakan manfaat yang ada seperti tidur nyenyak, bangun lebih segar, perasaan selalu bahagia, dan pikiran selalu positif itu manfaat yang sangat besar bagi aku. tetapi ingat aku melakukan hal demikian hanya untuk sang pencipta dan lakukanlah sepenuh hati. karena jalan tuhan sangatlah banyak, serta rumit aku pun melakukannya dengan hati hati mungkin jika melakukan hal demikian mendapati kesalahan sedikit saja maka tujuannya pun akan berbeda dalam artian bukan ketuhan yang dimaksud.

"pak, apakah bapak sudah mendekati Tuhan ?" tanyaku kepada pak urip sambil mengangkat air minum." belum waktu itu saya masih jauh, alam pengambulan doa atau aku menyebutnya alam Rahimakumullah" jawabnya santai.

aku pun memulai ketingkatan selanjutnya lebih penting dan sangat perlu diperhatikan dalam hal melakukannya. karena dalam hal ini aku menggabungkan 3 tingkat konsentrasi tinggi dan bisa benar benar kamu akan memasuki atau jatuh dialam Ghaib. ketika ingin berlatih lakukan langkah mengatur nafas, menghitung 1 sampai 50, dan menghitung 50 hingga 1 sebelum itu aku harus pastikan bahwa didalam hati dalam diri sudah mempunyai maksud dan tujuan yang benar dijalan tuhan. karena waktu itu masih muda aku hanya mempunyai keinginan usahaku sukses, diberi perlindungan oleh tuhan dalam kehidupan, dan diberi kehidupan yang bahagia. hanya 3 aspek waktu itu yang selalu menjadi tujuanku meminta kepada sang pencipta. aku selalu memanjatkan 3 aspek demikian agar hal tersebut tersuggesti dipanjatkan tanpa harus berfikir dahulu dengan kata lain "refleks" jika ditanya tujuan ataupun keinginannya dalam hidup. dalam hidup saya cukup 3 saja yang perlu ditanamkan kedalam hati.
sebenarnya tujuanku menanamkan 3 aspek tersebut kedalam hati. ketika nantinya roh pergi meninggalkan raga, maka yang akan teringat hanyalah 3 aspek tersebut. tujuan langkah langkah metode pernafasan serta memfokuskan pikiran bertujuan untuk menipu otak atau pikiran kita agar kita dapat mengalihkan perhatiannya.

Melangkah Selanjutnya III

Sabtu, 02 Juni 2018

Melangkah Selanjutnya

Melangkah Selanjutnya I

"sebentar-sebentar pak!!! bapak bilang pernah berada didalam alam pengabulan Doa ?? hanya dengan merenung dan mengoreksi dari diri sendiri ?? bagaimana bisa !!!" sontak aku bertanya kepada pak urip sambil melahap tempe dan sambal serta kerupuk ditangan kiriku." sebentar mas, ini saya akan melanjutkan ceritaku" jawab pak urip.




setelah selesai dengan hal tersebut aku pun memulai duduk menyendiri dikamarku yang berukuran 3x3 yang muat untuk lemari dan kasur lantai. aku pun mulai mengatur nafasku menarik nafas dalam dalam dengan memohon maaf kepada sang pencipta lalu sambil menghembuskan nafas pelan. lalu aku pun duduk bersila di kasur lantai yang terlihat lusuh dan banyak bercak kopi pada waktu itu. pada posisi duduk bersila badan tegak dalam keadaan tenang jauh dari gangguan suara suara yang mengganggu konsentrasi jauh dari keramain maka aku pilih kamarku yang cukup rapat serta malam yang mendekap ketika waktu menunjukan pukul 12 malam. aku pun memulai memejamkan mata rapat rapat dan menitik fokuskan konsentrasi pada ujung hidungku agar ketenangan dan kedamaian dalam diri lebih dalam. begitu hening hingga aku mulai merasakan detak jantungku sendiri. lalu aku pun mulai menghitung nafasku tanpa memecah konsentrasi.

  1. menarik nafasku dalam dalam 6 detakan jantungku
  2. lalu aku menahan  nafasku selama 3 detakan jantungku
  3. menghembuskan nafas dengan sangat pelan 6 detakan jantungku
  4. lalu tahan nafas selama 3 detakan jantungku
dalam posisi tenang dan santai aku melakukan hal tersebut berulang ulang, awal itu sangat sesak seperti berenang di tengah lautan dan entah kemana tujuanku, tanpa kusadari aku telah berkeringat mengucur deras padahal itu seperti bernafas biasa tetapi kenapa nafasku terbata bata seperti bayi yang baru berjalan. hari demi hari aku lakukan itu tanpa absen, dalam 1 bulan aku mulai fasih. tetapi hal itu bisa sangat cepat tergantung keyakinan manusianya dalam diri untuk menemukan Dzat yang maha hidup (Tuhan) itu sangatlah ghaib. tidak ada hal yang sulit jika berusaha itulah prinsipku bagaimana aku bisa mencapai Dzat yang maha kuasa itu.

Melangkah Selanjutnya II