Jam menunjukan tengah 11 malam, mungkin aku
telah berbincang terlalu lama dengan bapak urip hingga sampe lupa waktu. Tanpa
basa – basi aku pamit untuk pulang terlebih dahulu. Dalam perjalanan pulang aku
selalu memikirkan hal yang aku ingin kulakukan untuk menemukan Tuhanku sendiri.
Aku pulang dengan perasaan ingin tahu tentang latihan mencari tuhanku, aku
mulai menunggu tengah malam tiba, Karena aku yakin tengah malamlah waktu yang
tepat untuk mencari keheningan dimana semua orang terlelap akan tidur disitu
doa-doa pun lebih didengar oleh tuhanku. tengah malam pun menunjukan
keheningannya aku mulai duduk bersila, memfokuskan fikiranku lalu mengatur
nafasku. Memang sulit rasanya mengatur nafas, konsentrasi dan sambil
menghitung. Keheningan pun terpecah oleh getaran ekor cicak dijendela yang
cukup jauh dari tempat aku duduk tetapi suaranya sangat keras seperti indera
pendengaranku dipertajam. Sontak, aku terkejut dan membuka mataku, memang benar
ini adalah awal yang baik menurutku. Aku melanjutkan untuk memfokuskan lagi
tetapi pikiranku sangat sulit dikendalikan aku pun teringat dengan perkataan
beliau agar berhenti melakukan jika pikiran susah dikendalikan, alhasil aku pun
tidur dan melanjutakan esok malam. aku berniat datang kerumah pak urip malam
minggu nanti untuk mendengarkan ceritanya kembali. Tengah malam pun tiba aku
mulai memfokuskan kembali pikiranku, tapi apa yang aku dapat aku berkeringat
tetapi itu seperti yang dikatakan bapak urip, aku beristirahat dan melanjutkan
tidur. Sabtu pagi aku mulai beraktifitas seperti biasanya pengangguran yang
sedang mencari pekerjaan, yaa mencari cari pekerjaan dilapangan usaha
seseorang, sore pun tiba aku berniat sebelum aku bertamu aku akan membawa
martabak istimewa untuk bapak urip beserta anak dan istrinya. Aku membeli martabak, banyak orang memilih
martabak bpk. Jumeno pertiggaan karang kobar karena telah legendaris yang
berada didepan kantor kelurahan itu. aku
pun bergegas sebelum antriannya semakin banyak aku memesan martabak istimewa
dengan 3 telor bebek yang dihargai Rp.
32.000 kala itu. aku pun sampai didepan rumah pak urip dengan membawa kardus
berisi martabak istimewa 3 telor bebek. Aku ketok pintu yang berwarna hijau tak
berselang lama bapak urip keluar dan membukakan pintu untuku. Sambil tersenyum
aku memberikan martabak itu, aku pun dipersilahkan duduk di kursi kayu coklat
yang tanpa busa dengan sedikit ukiran orang orangan dibagian senderan kursi
tersebut. Bapak urip mulai menceritakan kisah kisahnya kembali, dengan
istiranya yang menyajikan martabak tersebut diatas piring dan 2 gelas teh
hangat. Bapak masih asik bercerita tentang pekerjaannya tadi pagi tentang
seorang seorang kuli bangunan yang mampu menyekolahkan anaknya hingga ITB,
betapa hebat bapak tersebut berjuang menyekolahkan anaknya hingga jenjang yang
lebih tinggi,lambat laun pak urip pun mulai menceritakan kisah lainnya.
1001 pertanyaan
Dalam hidupku tengah malam pun sangat kunantikan kedatangannya, aku
rindu akan berinteraksi dengan tuhan, rasanya banyak sekali pertanyaan yang
ingin aku sampaikan padanya. Barangkali ada ada jawaban yang bisa aku mengerti
karena bahasanya sangat sulit untuk dimengerti oleh akal manusia. Renungan tiap
renungan aku selalu berharap akan mendapatkan jawaban dari sang pencipta. Aku
tak yakin kapan aku akan mendapatkan jawaban atau entah berapa lama. Hari demi
hari aku selalu menanyakan tentang kehidupan yang dijalankan oleh manuasia
sebagai umumnya seperti kenapa manusia harus mendirikan sholat, menunaikan
ibadah puasa, dan ibadah haji. Seminggu pun aku telah lalui bahkan bulan aku
lewati, pada malam itu tepat bulan puasa hari ke-22. Aku mendengar suara halus
yang memerintahku untuk keluar rumah. Aku berjalan keluar rumah “apakah kau
ingin melihat kiamat ?” suara lirih itu memberi pertanyaan kepadaku. “iya”
jawabku, aku disugguhkan dengan keadaan semu dunia ini, sejenak aku terhentak
melihat dedaunan kering terangkat keudara, batu batu kecil pun ikut terangkat,
pot bunga mulai mengambang. Semua benda yang tidak terikat dengan bumi
disekitarku terangkat. “brarti benar dalam surat al qaari’ah ayat 4 dan
5”gumamku dalam hati aku mulai merinding melihatnya. “ kenapa semua itu bisa
terjadi ?” tanyaku pada suara lirih tersebut. “ hilangnya gravitasi pada bumi
membuat benda yang tidak terikat dengan bumi akan terbang bahkan gunung gunung
pun seperti bulu” jawab suara lirih demikian, sungguh agung sang pencipta
bahkan pada hari kiamat pun manusia tidak seperti bayangan film 2011, yang bumi
hancur gempa dan demikian rupa. tapi itu sangat bertolak belakang dengan gambaran yang diberikan oleh suara lirih dan lembut itu. aku percaya percaya saja akan gambaran yang diberikan seperti itu karena gambaran telah dituliskan didalam surat al qaari'ah. tetapi untuk waktu aku tak tau kapan akan terjadi. semoga saja itu masih sangat jauh kedepan ketika manusia sudah tidak saling menghormati satu sama lain dalam beragama ataupun kehiduan sosialnya.
Surga dan neraka