Tengah Malam
Malam menunjukan pukul 12 malam. doa-doa masih belum didengar oleh sang
pencipta aku mulai gelisah dengan diriku sendiri, entah apa yang akan kulakukan
malam ini. Tetapi, aku harus melakukan sesuatu agar tuhan tertarik denganku.
Akan aku buktikan bahwa tuhan itu benar-benar ada tapi, bagaimana caranya ?.
aku mulai merenung tengah malam itu. Banyak ide-ide yang tidak jelas
bermunculan dan akhirnya aku menemukan cara yang paling mudah. Aku berjalan dan
membuka pintu depan, kubawa 2 kursi plastik satu untuku dan satu untuk Tuhanku.
aku tunggu kedatangan tuhan untuk duduk dan mendengarkan doa-doaku, 5 menit
belum kunjung datang aku masih santai, 15 menit tuhan belum menampakan
kehadirannya, aku mulai berdoa. 45 menit aku mulai resah hingga 1 jam lamanya
tuhanku belum kunjung datang, mungkin dia enggan untuk duduk dikursi Plastik itu. Tetapi malam itu aku tak putus asa karena aku
percaya bahwa tuhan itu ada dan jika dia ada pasti ia tidak berwujud tetapi
dapat kita rasakan seperti angin yang berhembus pelan bergesekan dengan kulit
manusia. Aku merubah caraku, aku mulai berdiri dan menggambar garis lurus
horizontal bertujuan agar Tuhanku berdiri digaris tersebut. Aku mulai bicara
dalam hati “Jika Engkau benar adanya mohon dengan sangat engkau berdiri digaris
ini Tuhan, ketika aku berjalan mundur 7 langkah dan berjalan maju 7 langkah maka aku akan merasakanMu Tuhan” seruku dalam
hati. Langsung aku lakukan 7 langkah mundur dan 7 langkah maju ketika aku
menddekati garis horizontal itu aku merasakan sentuhan dari Tuhanku. Ternyata
benar aku merasakan Tuhanku didepanku
seperti aku menyentuh jaring dan aku pun terlempar jatuh kurang lebih
10 meter dari garis horizontal tersebut dengan posisi tengkurap, aku pun
langsung menangis sejadi-jadinya bahwa keberadaan tuhan itu benar-benar, aku
pun yakin 1000% tentang Tuhan waktu itu dengan apa yang aku alami sendiri bukan
karena cerita orang lain.
“bapak bilang terlempar jauh ? apa itu tidak sakit ?”tanyaku sambil
menikmati secangkir kopi yang telah disajikan oleh istri pak urip. “iya sakit
mas, nah waktu itu saya langsung menangis dan memohon maaf sebesar
besarnya”jawab pak urip sedikit menyesal terlihat dari cara ia menundukan kepalanya.
Mulai pada malam itu aku merasakan mudah berinteraksi dan diberi
petunjuk tentang kehidupan ini, sehari setelah kejadian tersebut aku duduk
bersila diruang tamu waktu tengah malam, aku bertanya kepada tuhan “kenapa aku
tidak diberi kekayaan dalam bentuk materi. “tidak karena kehidupanmu sudah
ditentukan sejak kau dalam kandungan ibumu” suara lembut dan pelan terdengar
hingga kedalam hati yang paling dalam. “yang akan kamu capai dalam kehidupanmu,
kamu akan hidup bahagia bersama keluargamu, mempunyai rumah dan mobil acco*d
bekas” ucap suara lembut yang menyerupai suaraku. Aku sangat yakin bahwa suatu
saat itu akan terwujud hingga pada waktunya tiba aku harus tetap bersabar dalam
menanti kebenerannya, karena aku yakin Tuhan tidak pernah ingkar janji dan
Tuhan membenci orang orang yang ingkar Janji. Pada waktu itu aku setia menanti dan tetap meneguhkan hati ini untuk tetap dijalan TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar