Sabtu, 16 Juni 2018

Al Kisah


Tengah Malam

                 Malam menunjukan pukul 12 malam. doa-doa masih belum didengar oleh sang pencipta aku mulai gelisah dengan diriku sendiri, entah apa yang akan kulakukan malam ini. Tetapi, aku harus melakukan sesuatu agar tuhan tertarik denganku. Akan aku buktikan bahwa tuhan itu benar-benar ada tapi, bagaimana caranya ?. aku mulai merenung tengah malam itu. Banyak ide-ide yang tidak jelas bermunculan dan akhirnya aku menemukan cara yang paling mudah. Aku berjalan dan membuka pintu depan, kubawa 2 kursi plastik satu untuku dan satu untuk Tuhanku. aku tunggu kedatangan tuhan untuk duduk dan mendengarkan doa-doaku, 5 menit belum kunjung datang aku masih santai, 15 menit tuhan belum menampakan kehadirannya, aku mulai berdoa. 45 menit aku mulai resah hingga 1 jam lamanya tuhanku belum kunjung datang, mungkin dia enggan untuk duduk dikursi Plastik itu. Tetapi malam itu aku tak putus asa karena aku percaya bahwa tuhan itu ada dan jika dia ada pasti ia tidak berwujud tetapi dapat kita rasakan seperti angin yang berhembus pelan bergesekan dengan kulit manusia. Aku merubah caraku, aku mulai berdiri dan menggambar garis lurus horizontal bertujuan agar Tuhanku berdiri digaris tersebut. Aku mulai bicara dalam hati “Jika Engkau benar adanya mohon dengan sangat engkau berdiri digaris ini Tuhan, ketika aku berjalan mundur 7 langkah dan berjalan maju 7 langkah  maka aku akan merasakanMu Tuhan” seruku dalam hati. Langsung aku lakukan 7 langkah mundur dan 7 langkah maju ketika aku menddekati garis horizontal itu aku merasakan sentuhan dari Tuhanku. Ternyata benar aku merasakan Tuhanku  didepanku seperti aku menyentuh jaring dan aku pun terlempar jatuh kurang lebih 10 meter dari garis horizontal tersebut dengan posisi tengkurap, aku pun langsung menangis sejadi-jadinya bahwa keberadaan tuhan itu benar-benar, aku pun yakin 1000% tentang Tuhan waktu itu dengan apa yang aku alami sendiri bukan karena cerita orang lain.


“bapak bilang terlempar jauh ? apa itu tidak sakit ?”tanyaku sambil menikmati secangkir kopi yang telah disajikan oleh istri pak urip. “iya sakit mas, nah waktu itu saya langsung menangis dan memohon maaf sebesar besarnya”jawab pak urip sedikit menyesal terlihat dari cara ia menundukan kepalanya.

Mulai pada malam itu aku merasakan mudah berinteraksi dan diberi petunjuk tentang kehidupan ini, sehari setelah kejadian tersebut aku duduk bersila diruang tamu waktu tengah malam, aku bertanya kepada tuhan “kenapa aku tidak diberi kekayaan dalam bentuk materi. “tidak karena kehidupanmu sudah ditentukan sejak kau dalam kandungan ibumu” suara lembut dan pelan terdengar hingga kedalam hati yang paling dalam. “yang akan kamu capai dalam kehidupanmu, kamu akan hidup bahagia bersama keluargamu, mempunyai rumah dan mobil acco*d bekas” ucap suara lembut yang menyerupai suaraku. Aku sangat yakin bahwa suatu saat itu akan terwujud hingga pada waktunya tiba aku harus tetap bersabar dalam menanti kebenerannya, karena aku yakin Tuhan tidak pernah ingkar janji dan Tuhan membenci orang orang yang ingkar Janji. Pada waktu itu aku setia menanti dan tetap meneguhkan hati ini untuk tetap dijalan TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar